Manajemen Ide

Manajemen Ide Saat Writers Block


Anda pernah kehilangan ide ketika sedang menulis?? Sedang butuh ide untuk pengembangan usaha tapi otak serasa stuck?? Lagi betul-betul butuh ide namun otak gak mau kerja-sama? Jika iya, maka anda sedang terserang penyakit yang paling sering dialami oleh manusia di muka bumi ini. Penyakit itu bernama "writer's block" (entah kenapa kok namanya pake writer's, padahal yang sering kehilangan ide bukan hanya penulis saja). Tapi saya lebih senang menamakan penyakit ini sebagai “ penyakit blank”. Kenapa?? Karena kalau lagi kena writer's block seringnya benar-benar blank! Haha....

Ada banyak sekali cara untuk menumbuhkan ide. Mulai dengan mengubah suasana, me-refresh kembali, melakukan beberapa hal secara sekaligus (multi-tasking), dan sederet cara-cara praktis menumbuhkan ide yang lainnya.

Tapi satu hal yang pasti, IDE sering datang tanpa diduga, ditempat yang tidak pernah kita sangka, dan diwaktu yang sama sekali sulit ditebak. Ia bisa datang saat mau tidur, sedang dikamar mandi (ingat Archimedes dengan eureka-nya??), pas di kendaraan, atau disaat kita sedang sedih sekalipun.

Lalu, bagaimana jika ide itu datang disaat kita sedang tidak siap sama sekali?? Bukankah ia sulit datang namun mudah sekali pergi?? Bagaimana jika ide itu terbang padahal tidak ada jaminan ia kan kembali?? Apa yang harus kita lakukan??

Inilah pentingnya kita memiliki idea management. Manajemen Ide.

Emangnya ide bisa di-manajemen? Bukankah seperti yang telah diutarakan diatas, ia datang tak dijemput pulang tak diantar?? Bagaimana kita bisa me-manajemen ide ini??

Layaknya prinsip manajemen umum yang terdiri dari POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), maka prinsip-prinsip ini bisa juga kita terapkan terhadap ide-ide kita.

Planning. Perencanaan.
Merencanakan ide?? Bukankah hampir mustahil kita merencanakan hadirnya ide? Diwaktu kita butuh ia malah menghilang, disaat tidak memikirkannya malah dia datang dengan cepatnya. Tapi, karena sifatnya yang tak bisa ditebak inilah maka kita perlu perencanaan. Bukan merencanakan hadirnya, tapi justru merencanakan untuk membuat jaring perangkapnya. Menangkap ide sebanyak-banyaknya disaat ia datang, dan tak membiarkannya hilang sebelum masuk jaring perangkap kita.

Perlengkapan jaring-ide kita sederhana, cukup kertas dan pena. Catatlah ide sesegera mungkin ketika ia datang. Atas alasan ini, maka bawalah buku catatan dan pena kemanapun kita pergi, bahkan ketika buang air sekalipun. Percaya atau tidak, banyak sekali orang yang mendapatkan ide justru ketika ia sedang buang air, ketika pikirannya betul-betul fresh.

Di era gadget seperti sekarang ini, proses perencanaan ini menjadi lebih mudah, karena kita sudah sepaket dengan gadget. Dimanapun kita berada, gadget telah menjadi teman sejati yang tak pernah ketinggalan.... Lengket kayak perangko (eh, perangko udah gak jaman lagi ya...). Ketika ide datang, segera tuliskan ia. Jangan biarkan dia pergi, karena sulit sekali memanggilnya kembali.

Setelah perencanaan selesai, maka tahap berikutnya adalah Organizing. Mengorganisasikannya.

Jaring kita (buku atau gadget) berisi sejumlah ide yang beragam dan (harusnya) banyak jumlahnya. Ide-ide ini saling menumpuk satu dengan lainnya, dengan susunan yang tidak teratur. Maka langkah berikutnya adalah mengaturnya agar ketika kita butuh mudah untuk mendapatkannya kembali.

Jika ia berada dalam gadget, maka susunlah ia dalam folder-folder tertentu yang memudahkan kita mencarinya. Jika dalam bentuk catatan yang terpisah, maka kita bisa mengelompokkannya. Atau jika masih dalam buku umum, yang sulit untuk kita pisah-pisahkan kecuali harus menuliskannya ulang, maka kita bisa memberikan warna-warna tertentu, atau kode-kode khusus pada setiap catatan-catatan ide kita, agar kita mudah mencarinya ketika kita memerlukannya.

Pada tahap ini, tidak ada salahnya untuk menambah-nambahi catatan ide kita. Ide yang muncul tiba-tiba dan masuk ke jaring kita umumnya masih ide mentah dengan penulisan seadanya. Kita bisa menata kembali dengan menambahkan ide-ide baru pelengkap ide tersebut, atau sekedar merapikan catatannya.

Tahap berikutnya adalah Actuating. Pelaksanaan.
Sebuah ide tidak akan bermanfaat sebelum ia diaktualisasikan. Dilaksanakan. Tahap ini menjadi salah satu elemen penting dalam proses manajemen ide kita. Aturlah waktu-waktu khusus dimana kita membaca kembali semua ide-ide yang telah kita tulis. Dengan demikian kita bisa memanggil kembali ide-ide yang sempat muncul, dan melaksanakan point-point yang belum terealisir, atau membiarkannya tetap pada tempatnya untuk bisa kita manfaatkan dilain waktu.

Tahap terakhir adalah Controlling. Proses kontrol.
Selayaknya sebuah proses manajemen, maka proses kontrol pada manajemen ide ini memiliki peran yang tak kalah vital. Hasil dari kontrol ini menjadi masukan untuk proses-proses sebelumnya, baik itu perencanaan, pengorganisasian, maupun pelaksanaan.

Seperti apa proses kontrol terhadap ide-ide kita??
Kontrol yang kita lakukan mulai dari apakah proses perencanaan telah berjalan maksimal? Apakah jaring kita telah terisi penuh? Atau malah tidak ada isinya sama sekali? Tetap blank? Apa masalahnya? Ataukah kita kurang disiplin menuliskan ide-ide yang telah berkeliaran dalam benak kita??

Sudahkah kita mengatur catatan ide-ide kita? Membuatnya lebih mudah dan enak untuk ditemukan? Dan sudahkah kita laksanakan ide-ide itu? Manakah ide yang sudah kita laksanakan dan adakah ide yang belum atau memang belum bisa kita laksanakan??

Layaknya manajemen pada umumnya, tantangan terbesar dari manajemen ide ini adalah ke-konsisten-an kita melaksanakan prosesnya. Kita yang biasanya hidup tidak tertata, sangat sulit untuk merubah kebiasaan dan menjadikannya lebih teratur. Tapi jika kita sering mengalami penyakit “blank” diatas, maka tidak ada salahnya untuk mulai menerapkan manajemen ide ini.

Jadi,ketika kita sedang menulis, merancang pekerjaan, membuat perencanaan, atau pekerjaan-pekerjaan lain, lalu penyakit blank datang menyerang, maka buka-bukalah jaring ide kita, mungkin ada ide brilian yang terselip didalamnya, atau membaca ide-ide itu membuat kita memunculkan ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita.

Jadi, bukan jamannya lagi kita kehilangan ide. Sekarang, bukan kita yang menunggu ide, tapi ide-lah yang telah menunggu kita untuk dilaksanakan....

Selamat berkarya, dan ucapkan selamat tinggal pada penyakit BLANK.


PS:
Tulisan ini pun bagian ide yang telah terjaring lama, namun baru sempat saya realisasikan.

0 comments:

Post a Comment